Cut Bang Jufri Lahir Sebagai Pemimpin
Pemimpin tidak diciptakan melainkan dilahirkan. Mungkin inilah alasan yang mengungkapkan rahasia dibalik krisis pemimpin di dunia saat ini. Setiap masa ada pemimpin. Pemimpin itu tidak tumbuh subur seperti jamur dimusim hujan. Rantang waktu pemimpin dilahirkan membutuhkan waktu berpulu-puluh tahun. Karena itu krisis kepemimpinan memiliki relevansi dengan pernyataan; Pemimpin tidak diciptakan, Pemimpin itu dilahirkan.
Sosok itu Ir H Djufri Efendi M.Si yang seakan-akan dilahirkan untuk memimpin Pramuka Aceh, bombastis juga tidak lihatkan pria yang lahir 58 tahun silam diaceh timur ini menamatkan Pendidikan Sekolah Dasar di Peurelak, dan mulai berkenalan dengan Pramuka sejak duduk dibangku Sekolah Teknik (ST) Langsa.
Cut bang Djufri muda begabung dengan gugus depan kota langsa L019/L020, disinilah Cut Bang Djufri pertama kali di daulat menjadi pemimpin regu (Pinru) sejak berkenalan dengan Pramuka hampir depanjang hidupnya selalu bersentuhan dengan Pramuka.
Dalam berbagai tingkatan kepramukaannya Cut Bang Djufri selalu didapuk sebagai pemimpin, Cut Bang Djufri pernah menjadi Pratama, Pimpinan Sangga, hingga Pradana.
Menamatkan pendidikan strata satu S1 di Banda Aceh, karir Cut Bang Djufri di kepramukaan semakin mantap, selain pernah menjadi pembina digugus depan Langsa Kota, Cut Bang Djufri juga menjadi Mabigus di Gugus Depan yang telah membesarkannya, sebelum akhirnya berkiprah di Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Aceh.
Meski pernah berkiprah di dunia politik dengan menjadi ketua Pimpinan Wilayah Partai Bulan Bintang (PBB) Aceh dan sempat calon anggota legislatif (Caleg) dari partai pimpinan Muhaimin Iskandar ini, namun Pramuka tetap menjadi no satu baginya.
“Saya selalu ingat ucapan Cut Bang Djufri meski saya ketua partai politik tapi tidak pernah membawa politik dalam Pramuka” Kenang Abdurrahman Ardo taman semasa menjadi anggota Pramuka di Gugus Depan Langsa Kota.
Sehingga tidak aneh bila Cut Bang Djufri, purna Jambore Aspac di Australia dan Jambore Dunia 2011 Swedia sangat indentik dengan Pramuka, demikian seharusnya kita besar dalam tradisi kepramukaan dan terus berada dalam kepramukaan.
Salam Pramuka
(*HTR)
No Comments